Jakarta – Kemenko PMK telah menegaskan bahwa untuk meningkatkan hasil usaha pertanian dan perkebunan masyarakat di Aceh, terutama dalam hal produksi rempah, dibutuhkan dukungan dari teknologi dan ilmu pengetahuan.
Menurut Didik Suhardi, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, rempah Aceh harus dianggap sebagai peluang besar di masa depan. Ini sejalan dengan kenyataan bahwa sektor pertanian dan perkebunan menjadi penyumbang terbesar dalam perekonomian Aceh dibandingkan dengan sektor lainnya.
Didik Suhardi menyatakan, “Dengan bantuan teknologi, proses produksi dapat menjadi lebih efisien dan hasilnya lebih berkualitas.” Dia menekankan hal ini saat menghadiri seminar internasional tentang Sejarah dan Potensi Ekonomi Rempah Aceh dalam rangkaian kegiatan Pekan Kebudayaan Aceh ke-8.
Dia juga mengingatkan bahwa rempah-rempah Aceh memiliki nilai jual yang tinggi karena telah terkenal sejak zaman kerajaan dengan banyak manfaat dan fungsi.
Didik Suhardi memberikan saran untuk mengembangkan pariwisata yang berfokus pada rempah, di mana para wisatawan dapat memahami sejarah, proses penanaman, dan tahapan pengolahan menjadi produk turunan.
“Rempah memiliki peran sebagai sarana diplomasi budaya melalui kuliner, atraksi wisata, dan manfaat ekonomi. Oleh karena itu, nilai rempah harus ditingkatkan dengan memanfaatkan teknologi dan kemajuan dalam ilmu pemasaran,” ujarnya.
Didik memberikan contoh salah satu rempah, yaitu pala, yang dapat diolah menjadi minyak esensial dengan harga jual yang tinggi, bahkan mencapai jutaan per 100ml. Ini menunjukkan bahwa rempah harus dianggap sebagai produk jadi, bukan hanya bahan mentah.
Dia juga menekankan bahwa dalam konteks politik dan pengobatan, rempah harus dapat meningkatkan posisi Aceh dalam diplomasi regional dan nasional. Untuk mencapai hal ini, diperlukan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung efektivitas produksi rempah. Hal ini akan membantu Aceh tetap menjadi produsen utama rempah.
Didik menambahkan bahwa Indonesia memiliki target untuk menjadi negara maju pada tahun 2045. Salah satu langkah penting dalam mencapai tujuan ini adalah dengan menguasai pemanfaatan teknologi yang terus berkembang.