JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengungkapkan apresiasinya terhadap terbentuknya Forum Pemuda Parlemen Indonesia (PPI). terutama mengingat bahwa inisiatif ini muncul menjelang Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2023 dan dalam konteks tahun politik menjelang pemilu pada 14 Februari 2024.
Hidayat Nur Wahid juga mengakui bahwa pemuda memiliki peran besar sebagai pemilih terbesar dalam pemilihan umum lima tahunan. Oleh karena itu, ia menyambut baik keberadaan PPI dengan harapan bahwa PPI dapat menjadi pengingat bagi pemuda akan identitas mereka sebagai warga Indonesia di negara demokrasi, yang memiliki sejarah peran penting pemuda dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Saat ini, pemuda juga memiliki perwakilan di parlemen sebagai wakil dari generasi muda.
Hidayat menjelaskan bahwa jati diri pemuda Indonesia sejarahnya sangat membanggakan, dengan pengaruh peran pemuda dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, terutama melalui Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, yang kemudian diikuti oleh pembentukan komunitas Perhimpunan Indonesia oleh pemuda yang belajar di luar negeri sejak tahun 1924.
Ia berpendapat bahwa pemuda perlu diingatkan akan fakta sejarah ini dan diberi pemahaman sejarah yang kuat agar mereka tidak terpengaruh oleh pandangan negatif terhadap generasi milenial, serta terinspirasi untuk menciptakan dan mengulangi sejarah yang telah ditorehkan oleh para pemuda di masa lalu. Mengingat jumlah besar pemuda dan generasi Z, yang mayoritas adalah pemilih di Indonesia, peran pemuda saat ini sangat krusial.
Hidayat menyampaikan pandangan ini saat menerima pimpinan Pengurus Pemuda Parlemen Indonesia dalam pertemuan di Ruang Kerja wakil Ketua MPR, Gedung Nusantara III, lantai 9 Komplek MPR DPR dan DPD RI.
Selain itu, Hidayat juga menyoroti tantangan dan peluang yang dihadapi oleh para pemuda dalam mencapai target Indonesia Emas tahun 2045. Momen peringatan Hari Sumpah Pemuda ini dianggapnya sebagai waktu yang tepat untuk mengingatkan pemuda tentang sejarah perjuangan pemuda Indonesia yang patut diikuti dan diteruskan.
Hidayat juga mencatat bahwa tahun politik dengan pemilu serentak pada tahun depan merupakan peluang bagi generasi muda untuk berperan aktif dan sukses dalam proses demokrasi, termasuk dalam pemilihan presiden dan wakil serta anggota parlemen. Ia menekankan pentingnya keaktifan positif generasi muda untuk memastikan pemimpin terpilih memiliki rekam jejak terbaik untuk masa depan pemuda dan negara.
Hidayat memahami bahwa Indonesia, sebagai negara demokrasi, memiliki potensi besar dalam sumber daya alam, sumber daya manusia, dan reputasi di tingkat internasional. Namun, ia juga menyoroti sejumlah tantangan, seperti krisis moral, judi online, korupsi, narkoba, dan LGBT. Oleh karena itu, ia mendorong pemuda untuk bersatu dan mencari pencerahan agar mereka dapat memainkan peran penting dalam menciptakan sejarah baru yang positif di masa kini dan masa depan.
Hidayat berharap bahwa kehadiran Pemuda Parlemen Indonesia dapat menjadi katalisator bagi partisipasi politik pemuda dan kontribusi mereka terhadap kemajuan parlemen Indonesia. Apapun pilihan yang mereka ambil, jika pemuda dapat berperan dalam politik secara konstruktif dan profesional, maka masa depan politik, parlemen, dan bangsa akan semakin cerah.
Pada pertemuan tersebut, juga hadir Direktur Eksekutif PPI Ade Fitra Alamsyah, serta anggota PPI Ary Rahman yang mendampingi Khaeria Ulfarani Rahman, Ketua Pemuda Parlemen Indonesia, yang mengumumkan rencana Konferensi Pemuda pada 25 Oktober mendatang. Konferensi ini diikuti oleh sekitar 200 pemuda yang bertujuan untuk memberikan masukan kepada lembaga legislatif dan pemuda untuk kemajuan bangsa dan negara.