ACEH SINGKIL – Petani kelapa sawit di Aceh Singkil mengeluhkan dua masalah utama, yakni kelangkaan pupuk subsidi dan harganya yang tinggi. Walaupun harga tandan buah segar (TBS) di kabupaten tersebut cenderung stabil, situasi ini telah berdampak negatif pada produktivitas perkebunan mereka.
Menurut Khairi, seorang petani sawit di Kecamatan Kuta Baru, pada hari Senin, 9 Oktober 2023, pemupukan perkebunan menjadi tidak konsisten, yang mengakibatkan penurunan produktivitas buah. Ia menyebutkan bahwa harga pupuk yang umumnya digunakan oleh petani sawit, seperti SP36 seharga Rp 500 ribu per sak, NPK seharga Rp 800 ribu per sak, dan Mahkota seharga Rp 700 ribu per sak (dalam ukuran 50 kilogram).
Para petani sawit terpaksa membeli pupuk nonsubsidi dengan harga yang lebih tinggi karena pupuk subsidi dari pemerintah sulit didapatkan. Akibatnya, harga rata-rata TBS sawit yang dijual kepada agen pengepul sekitar Rp 1.600 per kilogram.
Dalam seminggu terakhir, ada delapan pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) yang membeli hasil sawit dari masyarakat dengan harga bervariasi. Sebagai contoh, PMKS PT Lembah Bhakti 1 membeli TBS sawit seharga Rp 1.880 per kilogram, PT Singkil Sejahtera Makmur seharga Rp 1.900 per kilogram, PT Nafasindo seharga Rp 1.960 per kilogram, PT Delima Makmur seharga Rp 1.970 per kilogram, PT Ensem Lestari seharga Rp 1.870 per kilogram. Selanjutnya, PT Runding Putra Persada membeli TBS sawit seharga Rp 1.980 per kilogram, PT Lembah Bhakti 2 Singkohor seharga Rp 1.950 per kilogram, dan PT RKMA seharga Rp 1.920 per kilogram.