Menu

Mode Gelap
Pentingnya Dukungan Teknologi untuk Meningkatkan Efektivitas Penggunaan Rempah di Aceh Menurut Kemenko PMK Dokter Pur Menginginkan Agar Program JKA Tetap Berjalan Tanpa Henti Demi Kebaikan Masyarakat Aceh Simeulue Memimpin Produksi Cengkeh untuk Mendukung Tema PKA KE-8 Wali Kota Lhokseumawe Mendorong BUMN dan Bank untuk Meningkatkan Kontribusi Mereka dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Sekretaris Daerah Memimpin Pertemuan Persiapan PKA di Anjungan Aceh Besar

PERTANIAN · 29 Sep 2023 15:00 WIB ·

Pengaruh El Nino Terhadap Produksi Padi di Aceh


 Ilustrasi padi. (foto: Pinterest) Perbesar

Ilustrasi padi. (foto: Pinterest)

Banda Aceh – Fenomena El Nino, disebutkan, turut memengaruhi hasil produksi padi di Aceh. Hingga bulan Agustus 2023, produksi gabah di Aceh mencapai 981.862 ton menurut catatan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh.

Cut Huzaimah, Kepala Distanbun Aceh, melalui Syafrizal, Kabid Produksi Distanbun Aceh, menyatakan bahwa angka produksi ini masih bersifat provisional. Data final baru akan tersedia pada akhir tahun.

“Saat ini, target produksi padi kita adalah 1.7 juta ton, namun yang telah tercapai baru sekitar 60 persen dari target tersebut,” ungkapnya.

Ia menyebutkan bahwa kabupaten/kota yang menjadi kontributor terbesar produksi padi di daerah ini adalah Aceh Utara, diikuti oleh Pidie, kemudian Aceh Besar.

Mengenai lonjakan harga beras yang signifikan, saat ini, Syahrizal memperkirakan bahwa hal ini disebabkan oleh perubahan iklim yang menyebabkan penurunan produksi padi.

Dia memberikan contoh masa tanam pada bulan Juni. Luas lahan yang ditanami oleh petani hanya mencapai 14 ribu hektar, padahal targetnya adalah 34 ribu hektar.

Dia menjelaskan bahwa karena produksi berkurang, hal ini juga mempengaruhi harga beras. Luas lahan yang ditanami oleh petani juga mengalami penurunan. Salah satu penyebabnya adalah karena dampak dari El Nino yang memengaruhi curah hujan. “Sebagian besar sawah kita tidak memiliki sistem irigasi,” tambahnya pada  Selasa, tanggal 26 Agustus 2023.

Meskipun demikian, Syafrizal berharap bahwa hasil panen akan meningkat pada bulan Oktober mendatang dan mampu menutupi kekurangan dari target produksi padi. Ia juga menekankan bahwa panen padi memiliki siklus tertentu, dengan puncaknya terjadi pada bulan Maret-April dan Oktober-November.

Menurutnya, fluktuasi iklim seperti El Nino dapat mengganggu siklus ini dan menyebabkan pergeseran musim tanam. Perubahan iklim yang mengharuskan petani untuk menyesuaikan musim tanam juga dapat berdampak pada produksi.

Terlepas dari itu, Syafrizal juga menyatakan bahwa diperlukan kerja sama dan sinergi dengan berbagai lembaga yang memiliki otoritas penuh di bidangnya masing-masing untuk mengatasi permasalahan harga beras ini.

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pentingnya Dukungan Teknologi untuk Meningkatkan Efektivitas Penggunaan Rempah di Aceh Menurut Kemenko PMK

7 November 2023 - 10:00 WIB

Simeulue Memimpin Produksi Cengkeh untuk Mendukung Tema PKA KE-8

5 November 2023 - 10:00 WIB

Wali Kota Lhokseumawe Mendorong BUMN dan Bank untuk Meningkatkan Kontribusi Mereka dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani

4 November 2023 - 13:00 WIB

Sekretaris Daerah Memimpin Pertemuan Persiapan PKA di Anjungan Aceh Besar

3 November 2023 - 10:00 WIB

Pertambangan Emas di Aceh Tengah Berdampak pada Aceh Utara dan Timur

31 October 2023 - 10:00 WIB

Masyarakat Blokir Tempat Pembuangan Akhir, Sejumlah Ratusan Ton Sampah Menyumbat di Takengon

30 October 2023 - 15:00 WIB

Trending di SUARA PEMDA