Aceh – Drs. Sulaimi MSi, Sekda yang mewakili Penjabat Bupati Aceh Besar, resmi membuka Pesantren Pertanian HPAIC Aceh. Acara peresmian berlangsung di Desa Paya Keureleh, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar, dan dihadiri oleh rombongan HPA I dari Malaysia, forkopimnda, penggiat pertanian kakao Aceh, serta mantan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf.
Pesantren ini berdiri di atas tanah wakaf seluas 11.000 meter persegi yang juga termasuk tanah wakaf sawah seluas 10.000 meter, dengan dukungan dari Yayasan Haji Ismail, pendiri dan pemilik HPAI Malaysia.
Mahdi Muhammad, yang menjabat sebagai nazir wakaf, menjelaskan bahwa selain mengajarkan agama, pesantren ini juga akan memberikan pelajaran tentang teknik pertanian, khususnya dalam pengembangan kakao. Hal ini bertujuan untuk menjadi model pengembangan wakaf produktif di Aceh.
Rahaizan Nur, General Manager HPA I, yang mewakili tuan Haji Ismail Malaysia, menyatakan bahwa pesantren pertanian ini menyediakan pendidikan gratis bagi putra-putri Aceh yang ingin mendalami ilmu agama dan teknik pertanian. Selain itu, tempat ini akan menjadi pusat pengembangan kakao, pabrik pengolahan coklat, dan pusat pelatihan dalam pengendalian biohidayah koko.
Selain fokus pada pertanian kakao, program ini juga berharap dapat melibatkan 1000 petani kakao Aceh, dengan 500 pekerja tambahan, yang akan membantu menciptakan lapangan kerja dan mengurangi angka kemiskinan di Aceh.
Berdasarkan data statistik Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh tahun 2019, luas tanaman kakao di Aceh mencapai 99.267 hektar, dengan 27.987 hektar di antaranya masih dalam tahap belum menghasilkan, 57.618 hektar menghasilkan, dan 13.662 hektar rusak.
Jumlah petani kakao mencapai 126.880 KK, dengan rata-rata produksi kakao Aceh sebesar 713 kilogram per hektar dan total produksi kakao Aceh pada tahun 2019 mencapai 41.093 ton.