ACEH – Dampak dari fenomena alam El Nino yang sedang melanda wilayah Nusantara telah mengakibatkan kesulitan bagi para petani di Provinsi Aceh. Para petani harus menanggung kerugian besar karena usaha bercocok tanam mereka tidak membuahkan hasil.
Sebagai contoh, di Kabupaten Pidie, sejumlah besar petani cabai merah menghadapi kerugian selama musim tanam saat ini. Ini disebabkan oleh pertumbuhan tanaman cabai mereka yang terganggu oleh suhu panas yang dihasilkan oleh fenomena alam El Nino.
Di beberapa daerah seperti Desa Blang Garot di Kecamatan Indrajaya, Kemukiman Bambi di Kecamatan Lampoh Saka, dan Kemukiman Paleue di Kecamatan Simpang Tiga, banyak tanaman cabai merah yang gagal tumbuh subur. Kondisi batang cabai yang baru berusia sekitar 2 bulan terlihat sangat kerdil.
Dampak ini juga telah mempengaruhi pertumbuhan dan pembukaan bunga cabai. Selain itu, banyak buah cabai yang tidak tumbuh dengan bentuk yang wajar seperti seharusnya. Bahkan, kondisi buah cabai merah menjadi lebih parah, dengan ukuran yang kerdil dan mengecil. Bahkan ada masalah tambahan di mana buah cabai tidak hanya kerdil tetapi juga pendek dan bengkok.
Jamal, seorang petani cabai di Kemukiman Bambi, Kecamatan Peukan Baro, berbicara mengenai masalah tersebut pada hari Minggu, 27 Agustus 2023. Ia menyatakan bahwa sulitnya pertumbuhan bunga dan banyak bunga yang gugur mengganggu hasil produksi.
Dia menjelaskan bahwa masalah ini kompleks karena batang tanaman sulit tumbuh, bunga sering gugur, dan kondisi buah juga mengalami kerdilan.
Sementara itu, M Said, seorang petani di Desa Blang Garot, Kecamatan Indrajaya, menyatakan bahwa tanaman cabai merah miliknya terancam gagal panen. Situasi ini semakin buruk karena cuaca yang tidak mendukung. Dia menambahkan bahwa berbagai jenis pupuk dan bahan pendukung produksi telah dicoba, namun tanaman tetap tidak subur dan buahnya tetap kerdil. Hasil panen kali ini benar-benar gagal.