Menu

Mode Gelap
Pentingnya Dukungan Teknologi untuk Meningkatkan Efektivitas Penggunaan Rempah di Aceh Menurut Kemenko PMK Dokter Pur Menginginkan Agar Program JKA Tetap Berjalan Tanpa Henti Demi Kebaikan Masyarakat Aceh Simeulue Memimpin Produksi Cengkeh untuk Mendukung Tema PKA KE-8 Wali Kota Lhokseumawe Mendorong BUMN dan Bank untuk Meningkatkan Kontribusi Mereka dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Sekretaris Daerah Memimpin Pertemuan Persiapan PKA di Anjungan Aceh Besar

PERTANIAN · 26 Aug 2023 09:00 WIB ·

Penguatan Sektor Pertanian Aceh Besar Menghadapi Kekeringan Ekstrem Melalui Delapan Pendekatan Unggulan


 Koordinator BPP dan Penyuluh Pertanian Aceh Besar foto bersama usai
mengikuti FGD Adaptasi Dan Mitigasi Petani Hadapi Cuaca Ekstrim, di Banda
Aceh. [Foto: Prokopim Aceh Besar) Perbesar

Koordinator BPP dan Penyuluh Pertanian Aceh Besar foto bersama usai mengikuti FGD Adaptasi Dan Mitigasi Petani Hadapi Cuaca Ekstrim, di Banda Aceh. [Foto: Prokopim Aceh Besar)

Aceh – Dalam rangka menghadapi perubahan iklim global, Koordinator Balai Penyuluh Pertanian dan Penyuluh Pertanian Aceh Besar telah diberikan peningkatan kemampuan petani dalam mengatasi dampak kekeringan ekstrim yang disebabkan oleh El-Nino.

“Kemarin kami telah memperoleh pemahaman mengenai cara beradaptasi dan mengurangi dampak kekeringan yang sedang dihadapi saat ini, terutama bagi pemilik lahan pertanian yang terkena dampak El-Nino,” kata Khaidir, yang merupakan Koordinator BPP Kecamatan Simpang Tiga di Lambunot, Simpang Tiga, pada hari Jumat (25/8/2023).

Para peserta yang mengikuti Forum Group Discussion (FGD) dan peningkatan kapasitas yang diadakan oleh Balai Penetapan Standarisasi Instrumen Pertanian Provinsi Aceh meliputi Koordinator BPP dan Penyuluh Pertanian. Mereka berasal dari wilayah-wilayah yang terkena dampak cuaca ekstrim seperti Kecamatan Simpang Tiga, Kuta Baro, dan Kecamatan Darussalam.

Khaidir menyatakan, “Koordinator BPP dari Simpang Tiga, Kuta Baro, dan Kecamatan Darussalam, serta seorang Penyuluh, aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan selama satu hari.”

Hasil dari FGD tersebut mengidentifikasi delapan langkah mitigasi untuk sektor pertanian yang dapat diambil. Langkah-langkah ini termasuk perbaikan dan pemeliharaan sistem irigasi, pemanfaatan lahan secara optimal, adopsi teknologi pertanian yang lebih baik, penggunaan pupuk organik, pengembangan lahan perkebunan, pemanfaatan kotoran hewan dan limbah untuk produksi biogas, pengelolaan lahan gambut untuk pertanian berkelanjutan, serta pengembangan strategi pengelolaan lahan gambut tersebut.

“Untuk mencapai hasil yang maksimal dari upaya-upaya ini, perlu melibatkan berbagai sektor pendukung, terutama pihak kehutanan, yang memiliki peran penting dalam pengelolaan hutan sebagai sumber air. Sayangnya, kondisi hutan saat ini telah mengalami kerusakan akibat ulah manusia,” tambah Khaidir.

Dia juga menyoroti masalah kondisi embung di Kecamatan Simpang Tiga yang terganggu oleh aktivitas manusia yang merusak ekosistem sekitarnya, seperti pembukaan lahan di sekitar embung dan penambangan tanah.

“Kami berharap semua pihak dapat memahami dan turut peduli terhadap isu pertanian ini, karena pada akhirnya kita semua akan merasakan hasilnya,” pungkas Khaidir.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pentingnya Dukungan Teknologi untuk Meningkatkan Efektivitas Penggunaan Rempah di Aceh Menurut Kemenko PMK

7 November 2023 - 10:00 WIB

Simeulue Memimpin Produksi Cengkeh untuk Mendukung Tema PKA KE-8

5 November 2023 - 10:00 WIB

Wali Kota Lhokseumawe Mendorong BUMN dan Bank untuk Meningkatkan Kontribusi Mereka dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani

4 November 2023 - 13:00 WIB

Sekretaris Daerah Memimpin Pertemuan Persiapan PKA di Anjungan Aceh Besar

3 November 2023 - 10:00 WIB

Pertambangan Emas di Aceh Tengah Berdampak pada Aceh Utara dan Timur

31 October 2023 - 10:00 WIB

Masyarakat Blokir Tempat Pembuangan Akhir, Sejumlah Ratusan Ton Sampah Menyumbat di Takengon

30 October 2023 - 15:00 WIB

Trending di SUARA PEMDA