Menu

Mode Gelap
Pentingnya Dukungan Teknologi untuk Meningkatkan Efektivitas Penggunaan Rempah di Aceh Menurut Kemenko PMK Dokter Pur Menginginkan Agar Program JKA Tetap Berjalan Tanpa Henti Demi Kebaikan Masyarakat Aceh Simeulue Memimpin Produksi Cengkeh untuk Mendukung Tema PKA KE-8 Wali Kota Lhokseumawe Mendorong BUMN dan Bank untuk Meningkatkan Kontribusi Mereka dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Sekretaris Daerah Memimpin Pertemuan Persiapan PKA di Anjungan Aceh Besar

SUARA PEMDA · 25 Aug 2023 15:00 WIB ·

Walhi Melaporkan Bahwa Banjir di Aceh Tenggara Adalah Bukti Bahwa Kerusakan Hutan Semakin Meluas.


 Ilustrasi banjir di Aceh Tenggara. Foto: net. Perbesar

Ilustrasi banjir di Aceh Tenggara. Foto: net.

Banda aceh – Ahmad Salihin, Direktur WALHI Aceh (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), mengungkapkan bahwa banjir yang baru-baru ini melanda Kabupaten Aceh Tenggara adalah indikasi nyata dari kerusakan ekosistem hutan yang semakin parah di daerah tersebut. Penyebab kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh tindakan illegal logging, ekspansi perkebunan sawit, dan pembukaan jalan-jalan baru, termasuk pembangunan jalan tembus dari Jambur Latong, Kutacane hingga perbatasan Sumatera Utara.

Salihin menyoroti bahwa pembukaan jalan baru ini berpotensi memicu praktik illegal logging dan konflik antara manusia dengan satwa liar serta berbagai tindakan kejahatan lingkungan lainnya. Dengan adanya jalan tersebut, pelaku-pelaku yang ingin merambah hutan untuk menebang kayu memiliki akses yang lebih mudah.

Salihin menegaskan bahwa tingginya intensitas banjir yang terjadi dalam satu pekan di Aceh Tenggara adalah bukti konkret bahwa kerusakan hutan semakin meluas di wilayah tersebut. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat bahwa banjir tersebut telah mempengaruhi lebih dari 8.000 jiwa dan 2.200 kepala keluarga. Meskipun evakuasi telah dilakukan untuk sekitar 326 jiwa, belum ada laporan mengenai korban jiwa hingga tanggal 22 Agustus 2023.

Selain itu, dampak dari banjir ini juga melibatkan lahan pertanian, dengan lebih dari 350 hektar lahan padi dan 53 hektar lahan jagung yang rusak. Bahkan, jembatan Lawe Hijo Ampera dilaporkan putus akibat banjir.

Wilayah Kabupaten Aceh Tenggara sebagian besar terletak di dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), yang merupakan hutan dengan tingkat konservasi yang tinggi. KEL ini mencakup sekitar 92% dari luas wilayah kabupaten, dengan luas total 414.664 hektar, di mana 380.457 hektar di antaranya merupakan bagian dari KEL.

Salihin mengecam fakta bahwa kerusakan hutan yang signifikan terjadi terutama di Hutan Lindung (HL) dan Taman Nasional (TN), yang seharusnya dilindungi dan dijaga. Kehilangan tutupan hutan ini mengakibatkan daya tampung alami berkurang, sehingga meningkatkan risiko banjir saat musim hujan dengan intensitas tinggi. Dia menjelaskan bahwa Hutan Lindung di Aceh Tenggara, berdasarkan Surat Keputusan No. 580, mengalami penyusutan luas dari 79.267 hektar menjadi hanya 68.218 hektar pada 2022. Begitu pula dengan Taman Nasional, yang awalnya mencakup 278.205 hektar, namun menyusut menjadi 257.610 hektar pada 2022.

Salihin menyimpulkan bahwa kerusakan ekosistem hutan di Aceh Tenggara terjadi secara berkelanjutan sejak tahun 2014, dan hal ini menjadi faktor penyebab banjir mudah terjadi saat curah hujan tinggi. Dia menekankan pentingnya peran pohon dalam menyerap air dan mencegah banjir, dan mengingatkan bahwa hutan yang gundul tidak akan mampu menahan aliran air, menyebabkan potensi banjir semakin meningkat.

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Simeulue Memimpin Produksi Cengkeh untuk Mendukung Tema PKA KE-8

5 November 2023 - 10:00 WIB

Wali Kota Lhokseumawe Mendorong BUMN dan Bank untuk Meningkatkan Kontribusi Mereka dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani

4 November 2023 - 13:00 WIB

Sekretaris Daerah Memimpin Pertemuan Persiapan PKA di Anjungan Aceh Besar

3 November 2023 - 10:00 WIB

Masyarakat Blokir Tempat Pembuangan Akhir, Sejumlah Ratusan Ton Sampah Menyumbat di Takengon

30 October 2023 - 15:00 WIB

Mengatasi Masalah Pendangkalan, Dinas Perikanan sedang melakukan Penggalian untuk Membersihkan Jalur Pelayaran Kapal di Perairan Anak Laut.

28 October 2023 - 13:00 WIB

Strategi Inovatif Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk Meningkatkan Kualitas Udara

27 October 2023 - 10:00 WIB

Trending di PERTANIAN