Menu

Mode Gelap
Pentingnya Dukungan Teknologi untuk Meningkatkan Efektivitas Penggunaan Rempah di Aceh Menurut Kemenko PMK Dokter Pur Menginginkan Agar Program JKA Tetap Berjalan Tanpa Henti Demi Kebaikan Masyarakat Aceh Simeulue Memimpin Produksi Cengkeh untuk Mendukung Tema PKA KE-8 Wali Kota Lhokseumawe Mendorong BUMN dan Bank untuk Meningkatkan Kontribusi Mereka dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Sekretaris Daerah Memimpin Pertemuan Persiapan PKA di Anjungan Aceh Besar

PERTANIAN · 24 Aug 2023 09:00 WIB ·

Inovasi Digital Pertanian: Strategi Efektif Kendalikan Laju Inflasi di Aceh


 Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Rony Widijarto Purubaskoro. (Foto: Naufal/Dialeksis) Perbesar

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Rony Widijarto Purubaskoro. (Foto: Naufal/Dialeksis)

Banda Aceh – Pemerintah terus meningkatkan efisiensi dalam sektor pertanian di Provinsi Aceh dengan menerapkan berbagai inovasi. Salah satunya adalah penggunaan inovasi digital farming. “Dengan mengadopsi digital farming, diharapkan hasil pertanian dapat lebih ditingkatkan lagi,” ujar Roy Widijarto Purubaskoro, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, dalam acara Gerakan Tanam Padi Bersama di Desa Paya Lumpat, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, pada hari Selasa (23/8/2023).

Digital farming merupakan pendekatan teknologi dalam pertanian yang menggunakan teknik dan data berbasis digital untuk mengoptimalkan berbagai aspek praktik pertanian. Tujuannya adalah untuk mendukung petani lokal dalam meningkatkan hasil panen mereka melalui teknologi dan penguatan dalam organisasi petani. Implementasi digital farming diharapkan juga dapat membantu mengendalikan tingkat inflasi di Aceh.

Rony menyatakan bahwa penerapan inovasi digital membantu petani dalam mengukur pH tanah, menentukan jumlah pupuk yang tepat, meramalkan potensi serangan hama, dan memonitor kondisi cuaca. Oleh karena itu, ia mendorong masyarakat agar mengadopsi teknologi inovasi digital untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

“Untuk meningkatkan produktivitas pertanian di masa depan, penting untuk memanfaatkan teknologi yang ada, salah satunya adalah melalui penerapan inovasi digital,” jelas Rony.

Digital farming dalam konteks pertanian adalah penerapan teknologi informasi dan komunikasi melalui perangkat, jaringan, layanan, dan aplikasi untuk membantu para pelaku sektor pertanian dalam pengambilan keputusan dan optimalisasi penggunaan sumber daya. Rony mengatakan bahwa saat ini banyak negara, termasuk Indonesia, menghadapi tantangan inflasi global dan krisis energi.

Meskipun begitu, Indonesia berhasil menjaga inflasi tetap dalam batas yang terkendali. Inflasi Indonesia hingga Juli 2023 mencapai 3,08 persen secara year on year (yoy), dan berada dalam target Bank Indonesia antara 2-4 persen.

Rony menjelaskan bahwa pengendalian inflasi dapat dicapai melalui empat strategi, yaitu menjaga pasokan, memperlancar distribusi, menjaga harga agar terjangkau, dan komunikasi yang efektif. Dalam konteks ini, peningkatan produktivitas pertanian di masyarakat sangat penting. Langkah ini diambil untuk mendukung ketersediaan pangan yang mempengaruhi tingkat inflasi di Aceh.

Penerapan upaya pengendalian inflasi di Provinsi Aceh diwujudkan melalui program ekspansi Kerjasama Antar Daerah (KAD), gerakan urban farming, dan program Dedikasi untuk Negeri dalam mendorong inovasi penerapan digitalisasi dan modernisasi pertanian. “Kami akan terus mengapresiasi segala usaha untuk meningkatkan produktivitas dengan menggunakan teknologi yang tepat,” ujarnya.

Penerapan Digital Farming telah diterapkan untuk Kelompok Tani Hasee Olah Tani di Gampong Jeulikat, Blang Mangat, Lhokseumawe. Fokus penerapan saat ini adalah pada tanaman cabai merah. Ketua Kelompok Tani Cabai Merah Hasee Olah Tani, Nawawi Usman, mengungkapkan bahwa Bank Indonesia Lhokseumawe memberikan alat Jinawi dan Bathara 007 yang diproduksi oleh PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa.

Alat ini menggantikan metode manual dalam penggunaan pupuk. Alat Jinawi membantu petani menghitung kebutuhan pupuk yang sesuai dengan tanaman, sedangkan Bathara 007 memberikan informasi cuaca dan potensi penyakit pada tanaman. Nawawi berharap bahwa dengan stabilitas harga hasil panen yang dijaga oleh pemerintah, petani akan mengalami kemakmuran.

Mawardi, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, menyebut bahwa pada tahun 2022, Aceh mengalami lonjakan inflasi yang signifikan, namun saat ini berhasil menekan inflasi menjadi 2,02 persen pada Juli 2023. Untuk mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), tujuh program unggulan telah diidentifikasi, termasuk dukungan pada operasi pasar, penguatan ketahanan pangan, perluasan kerjasama antar daerah, subsidi angkutan, pemanfaatan alat dan sarana pertanian, penguatan infrastruktur TI, serta koordinasi komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi.

Mawardi mengemukakan bahwa menjaga rantai bisnis yang efisien bagi komoditas utama dapat secara komprehensif mengendalikan inflasi. Dia berharap bahwa implementasi tujuh program unggulan ini akan berhasil dalam mengendalikan inflasi dan memastikan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat. “Dengan rantai bisnis yang baik, kualitas dan stabilitas harga akan tercapai,” tambahnya.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pentingnya Dukungan Teknologi untuk Meningkatkan Efektivitas Penggunaan Rempah di Aceh Menurut Kemenko PMK

7 November 2023 - 10:00 WIB

Wali Kota Lhokseumawe Mendorong BUMN dan Bank untuk Meningkatkan Kontribusi Mereka dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani

4 November 2023 - 13:00 WIB

Pertambangan Emas di Aceh Tengah Berdampak pada Aceh Utara dan Timur

31 October 2023 - 10:00 WIB

Ketakutan Menyelimuti Puluhan Pengusaha Pengolahan Padi di Deliserdang

29 October 2023 - 15:00 WIB

Strategi Inovatif Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk Meningkatkan Kualitas Udara

27 October 2023 - 10:00 WIB

Strategi Dua Pendekatan Diterapkan oleh Distan Aceh Besar untuk Mengatasi Dampak Perubahan Iklim

25 October 2023 - 10:00 WIB

Trending di PERTANIAN