Banda Aceh – Pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi di Provinsi Aceh sejak awal tahun hingga pertengahan Agustus 2023 baru berhasil mengalirkan sebanyak 110 ton, yang setara dengan 49,86 persen dari alokasi total pupuk sebesar 221 ton.
Informasi ini disampaikan oleh Nurlaila, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh. Nurlaila menjelaskan bahwa masih tersisa 110 ton pupuk yang belum didistribusikan. Jumlah tersebut terdiri dari tiga jenis pupuk, yaitu UREA, NPK, dan NPK formula khusus.
Nurlaila mengungkapkan bahwa rincian penyaluran pupuk adalah sebagai berikut: pupuk UREA sebanyak 57 ton (48,90 persen) dari alokasi 118 ton, pupuk NPK sebanyak 52 ton (53,80 persen) dari alokasi 97 ton, dan pupuk NPK formula khusus sebanyak 99 ton (1,77 persen) dari alokasi 5 ton.
“Capaian ini masih di bawah target, terutama jika dibandingkan dengan pencapaian pada bulan Agustus tahun sebelumnya,” kata Nurlaila dalam wawancara dengan KBA.ONE pada Senin, 21 Agustus 2023.
Nurlaila menjelaskan bahwa berdasarkan pantauan di beberapa kabupaten dan kota, masih banyak petani yang belum mengambil pupuk subsidi yang sudah tersedia. Situasi ini disebabkan oleh cuaca kering akibat musim kemarau, sehingga petani masih menunggu hujan datang sebelum mereka dapat mulai menanam.
“Masih ada banyak stok pupuk subsidi yang dapat diambil oleh petani hingga bulan Desember mendatang,” tambahnya.
Menurut Nurlaila, para petani sebenarnya ingin mengambil pupuk tersebut, namun banyak di antara mereka yang sudah mengambil namun belum menggunakannya karena mereka masih menanti curah hujan yang memadai.
Nurlaila mencatat bahwa rendahnya tingkat penyaluran pupuk ini disebabkan oleh kurangnya aktivitas pertanian akibat cuaca kering yang disebabkan oleh fenomena El Nino. “Para petani ingin bercocok tanam, tetapi kesulitan dalam pengolahan lahan karena ketersediaan air yang minim,” tutupnya.