Kutacane – Bupati Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Aceh Tenggara, M Saleh Selian, melaporkan bahwa banjir bandang yang berulang kali melanda sejumlah Kecamatan di kabupaten tersebut diduga kuat disebabkan oleh aktivitas perambahan hutan yang semakin marak. Menurutnya, curah hujan yang singkat saja bisa menyebabkan bencana banjir, karena hutan-hutan di pegunungan TNGL dan daerah hutan lindung telah digunduli akibat perambahan hutan yang tidak terkendali.
M Saleh Selian mengkhawatirkan bahwa dalam 10 tahun ke depan, kemungkinan longsor akan menutupi aliran sungai dari pegunungan. Dia menjelaskan bahwa musibah banjir ini terjadi karena aktivitas perambah hutan yang merusak ekosistem secara serius.
M Saleh Selian mengungkapkan bahwa selama 10 tahun terakhir, wilayah Hulu sebelah Timur Kabupaten Aceh Tenggara menghadapi banjir berulang kali, terutama di sungai Lawe Kinga dan Lawe Kisam, Kecamatan Lawe Bulan, serta aliran Sungai Tenembak Alas, Kecamatan Pokhisen.
Dampak banjir tersebut tidak hanya merugikan masyarakat dalam hal tempat tinggal, lahan pertanian, dan sektor perikanan, tetapi juga mengakibatkan beban finansial negara karena upaya penanggulangan banjir setiap tahunnya.
Maka dari itu, dia menekankan perlunya kesadaran bersama untuk mendukung tugas kepolisian dari Polda Aceh dalam menangkap pelaku ilegal logging di Aceh Tenggara, baik di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser maupun hutan lindung.