Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama Sekretariat ASEAN menyelenggarakan Pertemuan ke-6 Kelompok Kerja ASEAN tentang Budaya Pencegahan atau the Sixth Meeting of the Working Group on Culture of Prevention (WG CoP) dan Sidang Koordinasi Pilar Sosial-Budaya ASEAN ke-19 atau the Nineteenth Coordinating Conference on Socio Cultural Community (SOC-COM) secara berurutan melalui konferensi video, pada Kamis (10/8/2023).
Staf Khusus Menko PMK Bidang Kerja Sama Internasional, Joko Kusnanto Anggoro, memimpin kedua pertemuan tersebut selaku Senior Officials Committee for the ASEAN Socio-Cultural Community (SOCA) Chair 2023.
Pertemuan WG COP Ke-6 dan SOC-COM ke-19 ini melibatkan Pejabat Tinggi Pilar Sosial-Budaya (SOCA Leader) dari seluruh negara Anggota ASEAN, Ketua Badan-Badan Sektoral Pilar Sosial Budaya, perwakilan Pilar Politik-Keamanan dan Pilar Ekonomi, serta entitas ASEAN lainnya.
Pertemuan WG COP ke-6 yang dilaksanakan pada pagi hari mendiskusikan perkembangan pemajuan budaya pencegahan di ASEAN.
Sejak diresmikannya ASEAN Declaration on Culture of Prevention pada tahun 2017, Indonesia terus mendorong implementasi Budaya Pencegahan ASEAN melalui berbagai program dan kegiatan yang melibatkan dan memberikan manfaat kepada masyarakat.
Salah satunya adalah ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) yang diselenggarakan setiap tahun oleh Indonesia sejak 2017 untuk meningkatkan nilai-nilai toleransi di antara kelompok pemuda ASEAN. Tahun ini, AYIC akan kembali diselenggarakan pada tanggal 22-26 September 2023 di Bali.
Selain itu, Indonesia juga telah menyelenggarakan ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference pada tanggal 7-8 Agustus 2023 sebagai rangkaian kegiatan keketuaan Indonesia yang ditujukan untuk mewujudkan ASEAN sebagai pusat harmoni kawasan (ASEAN as an Epicentrum of Harmony).
Dalam pertemuan WG CoP, Joko Kusnanto Anggoro menyampaikan arahan strategis untuk meningkatkan kemitraan dengan negara-negara Mitra Wicara ASEAN dalam menciptakan program dan kajian yang dapat mendukung implementasi Budaya Pencegahan ASEAN.
“Pendekatan preventif relevan di seluruh pilar. Untuk itu, kolaborasi lintas pilar sangat penting dan dibutuhkan guna mengakselerasi pencapaian implementasi Deklarasi Budaya Pencegahan ASEAN,” tutur Kusnanto.
Setelah WG CoP ke-6, rangkaian pertemuan dilanjutkan dengan Sidang Koordinasi Pilar Sosial-Budaya ASEAN ke-19 (SOC-COM). Pertemuan ini membahas isu lintas pilar dan penyusunan Visi ASEAN Pasca 2025.
Lebih lanjut, pertemuan mendiskusikan lebih detail tentang kerangka institusional, keterlibatan pemangku kepentingan, dan upaya membangun kemitraan dalam rangka penyusunan Visi Pilar Sosial Budaya ASEAN 2045.
“Kami ingin menekankan bahwa koordinasi multisektor menjadi semakin penting dalam proses pengembangan Visi ASEAN Pasca-2025. Kerjasama yang erat antara Pilar Sosial-Budaya (ASCC), Ekonomi (AEC), dan Politik Keamanan (APSC) menjadi sangat krusial untuk memastikan koherensi dan keselarasan visi di ketiga pilar tersebut,” jelas Kusnanto.
Hal serupa juga disampaikan oleh Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN tentang pentingnya dukungan dan keterlibatan semua pemangku kepentingan terkait, untuk mengatasi tantangan yang muncul serta memanfaatkan peluang regional dan global hingga tercapainya Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN yang kuat dan dinamis.
Pada Sidang SOC-COM ke-19, Joko Kusnanto Anggoro juga menyampaikan perkembangan deliverables keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 ini, khususnya di bidang sosial budaya seperti isu pendidikan anak usia dini, ketangguhan bencana, gender dan keluarga, serta pemberdayaan kelompok disabilitas.
Deliverables tersebut nantinya akan diserahkan pada Pertemuan Dewan Menteri ASCC ke-30 yang akan dipimpin oleh Menko PMK, untuk mendapat persetujuan para Menteri ASCC, dan disahkan oleh para kepala negara di KTT ASEAN ke-43. S
eperti halnya pada KTT ASEAN ke-42 yang dilaksanakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (10/5), perwakilan dari Timor-Leste turut hadir dalam Pertemuan WG COP ke-6 dan SOC-COM ke-19 kali ini, dengan status pengamat (observer).
Timor-Leste secara prinsip telah disepakati menjadi anggota ASEAN ke-11 pada KTT ASEAN ke-40 dan 41 di Phnom Penh, Kamboja, November 2022.