Jakarta – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Provinsi Aceh, Abdullah Puteh, menyatakan kecaman kerasnya dan mengutuk insiden tragis pembakaran Al-Quran di Denmark dan Swedia.
“Saya nyatakan melawan terhadap tindakan biadab pembakaran Al-Qur’an yang dengan terang-terangan berlangsung di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Denmark dan Swedia. Insiden ini bukanlah sekadar serangan terhadap kepercayaan agama, tetapi juga merupakan bentuk penghinaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, dan peradaban,” ujar Abdullah Puteh.
Wakil Ketua Komite II DPD RI ini juga menjelaskan bahwa kejadian ini bukanlah waktu bagi pemerintah untuk berpura-pura buta dan bisu, tapi harusnya pemerintah busa bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip yang NKRI anut.
“Ini udah jelas-jelas pelanggaran hak asasi agama, Kemana Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Agama? Kan seharusnya dua lembaga ini bersuara dan memperlihatkan sikap yang berani, bukannya diam saja,” kata Abdullah Puteh.
Tentunya ini teguran keras bagi Duta Besar Denmark dan Swedia karena mentolerir tindakan yang merusak ketenteraman dan kedamaian.
“Kalau perlu kita cabut saja hubungan diplomatik dengan Swedia dan Denmark, karena kedua negara ini seperti abai terhadap falsafah suatu kepercayaan dan agama,” ujar Senator Aceh itu.
Tidak hanya pemerintah, sudah seharusnya lembaga-lembaga Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga bersuara karena ini berkaitan dengan Aqidah.
“Saya mengutuk dan menolak setiap bentuk ekstremisme yang mengancam dasar-dasar harmoni sosial kita, memang dua negara itu adalah negara demokrasi. Tapi menurut saya, itu udah demokrasi kebablasan,” Tutup Abdullah Puteh.