Menu

Mode Gelap
Pentingnya Dukungan Teknologi untuk Meningkatkan Efektivitas Penggunaan Rempah di Aceh Menurut Kemenko PMK Dokter Pur Menginginkan Agar Program JKA Tetap Berjalan Tanpa Henti Demi Kebaikan Masyarakat Aceh Simeulue Memimpin Produksi Cengkeh untuk Mendukung Tema PKA KE-8 Wali Kota Lhokseumawe Mendorong BUMN dan Bank untuk Meningkatkan Kontribusi Mereka dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Sekretaris Daerah Memimpin Pertemuan Persiapan PKA di Anjungan Aceh Besar

SUARA PARLEMEN · 5 May 2021 07:40 WIB ·

Anggota DPRA Ajak Gubernur hingga Geuchik Kompak ‘Lawan’ Pemerintah Pusat dengan Mogok Kerja


 Anggota DPRA Ajak Gubernur hingga Geuchik Kompak ‘Lawan’ Pemerintah Pusat dengan Mogok Kerja Perbesar

Anggota DPRA Tarmizi SP mengatakan, kepastian Pilkada Aceh pada 2022 mendatang tinggal menunggu keputusan politik pemerintah, dalam hal ini presiden, yang sampai saat ini tak kunjung diterbitkan. Menurut analisa Tarmizi, presiden akan merespon Pilkada 2022 dengan satu syarat yakni rakyat Aceh kompak.
“Jadi untuk menunjukkan kekompakan seluruh rakyat Aceh, jika perlu, mari bapak gubernur, seluruh anggota DPR dari Aceh, DPRA, DPRK, bupati/wali kota, hingga geuchik, kita mogok kerja,” kata Tarmizi dalam interupsinya pada sidang paripurna DPRA, Selasa (4/5/2021).

Bila perlu, kata Tarmizi, seluruh kantor ditutup, sebagai bentuk protes pada pemerintah pusat. “Kemudian baru kita tuntut. Pertama, semua butir-butir MoU Helsinki harus direaliasikan. Yang kedua UUPA direvisi sesuai dengan MoU Helsinki, kemudian Dana Otsus diabadikan, dan UUPA dihargai seperti UU lainnya,” katanya.

Momentum protes ini, kata dia, tidak semata soal pilkada. Tapi menyeluruh tentang kepentingan Aceh.
“Tentang kesejahteraan, ekonomi yang jauh lebih penting dari pilkada,” katanya. Dia mengatakan, perjuangan agar pilkada dilangsungkan sesuai UUPA merupakan tugas bersama stakeholder di Aceh, bukan semata tanggungjawab DPRA.
Menurut dia, keputusan Pilkada Aceh yang diseragamkan dengan program nasional yakni pada 2024, seperti halnya yang disampaikan Dirjen Otda Kementerian Dalam Negeri melalui sepucuk surat kepada gubernur Aceh baru-baru ini, merupakan strategi pusat untuk melihat reaksi Aceh.

“Ini harus kita respon, kita tolak. Karena sengaja ditandatangani oleh dirjen, untuk melihat reaksi rakyat Aceh. Apabila ada reaksi, baru dianulir oleh menteri, maka kita perlu memberi reaksi dengan menolak surat itu,” kata politisi Partai Aceh ini.

Sumber

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Minta Kementan dan Bulog Kawal Stok Pangan, Senator Mirah Pastikan Ketersediaan Pangan Jelang Nataru

21 November 2024 - 11:32 WIB

Senator Mirah Mengajak Generasi Muda untuk Peduli terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Indonesia

18 November 2024 - 19:20 WIB

Mayang Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Sampaikan Pentingnya Mengoptimalkan UMKM Sebagai Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila

20 July 2024 - 21:41 WIB

SOSIALISASI 4 PILAR KEBANGSAAN DI ACEH BARAT, ABDULLAH PUTEH AJAK MASYARAKAT PERKUAT NILAI – NILAI KEBANGSAAN

15 June 2024 - 21:50 WIB

Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, Ria Mayang Sari Ajak Masyarakat Bungo Perkuat Nilai – Nilai Kebangsaan

13 June 2024 - 21:30 WIB

Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Aceh Tamiang, Abdullah Puteh Dorong Penguatan Wawasan Kebangsaan

10 May 2024 - 17:09 WIB

Trending di POLITIK